Pengampunan Allah SWT, nyatanya seluas jagat semesta yang belum pernah dijangkau oleh manusia. Agar pengampunan datang kepadamu, bacalah doa Nabi Musa ini. Dosa, dan manusia adalah suatu hal yang saling terkait dan tidak bisa lepas.
Kita mendapatkan dosa warisan dari Nabi Adam saat beliau memakan buah kuldi. Akhirnya turun ke muka bumi. Setelah kejadian Nabi Adam turun ke bumi, manusia akhirnya terus berkembang biak, dan beranak pinak. Kini keturunan Nabi Adam sudah sebanyak bintang di langit, dan pasir lautan.
Tidak terhitung, dan semakin banyak juga perilaku manusia yang kadang bagi manusia tidak masuk akal. Bagi Sang Pencipta merupakan hal yang melawan perintahnya. Melawan perintah, berarti mendapat upah berupa dosa. Upah dosa adalah maut.
Maut itu nantinya kamu akan mendapatkan siksa yang melebihi siksa dunia. Agar kamu terhindar dari itu semua, kamu butuh ikhtiar, dan doa Nabi Musa. Terhindar dari ganjaran dosa, merupakan keharusan. Sebab manusia masih perlu akan tangan, dan kuasaNya.
Ampunan, pasti akan datang bagi yang meminta. Sebelum meminta kita juga harus menyadari, bahwasanya kita penuh dosa, dan tidak bisa kita lepas begitu saja dari hal tersebut.
Oleh karena itu, kamu perlu mengetahui doa dari Nabi Musa untuk mendapatkan pengampunan dosa dari Allah SWT. Bagaimana doanya? Mari kita simak bersama.
Doa Nabi Musa Meminta Ampunan Dosa
Sudah kita ulas bersama, bahwasanya manusia itu tempat dosa, dan salah. Oleh karena itu hendaknya kita sadar akan kelemahan kita sebagai manusia yang tidak akan pernah lepas dari kesalahan.
Kita berjalan hidup di bumi, pasti akan selalu menemui potensi untuk berbuat salah, dan dosa. Kemudian kita juga bisa berbuat demikian dengan, atau tanpa kesengajaan. Tidak sengaja mengambil sejumput daun untuk bermain pun bisa menjadi sebuah ganjalan di akhirat kelak.
Sebab, itu sudah termasuk dalam kegiatan mencuri. Walaupun pemilik tidak merasakan kehilangan, juga tidak mendapatkan kerugian, itu akan menjadi sandungan bagi orang shaleh untuk mencapai makrifat.
Lantas, bagaimanakah bunyi doa Nabi Musa untuk memohon ampunan kepadaNya? Mari kita simak, dan renungi bersama. Sebab doa ini akan sangat berarti bagi kamu dalam menjalankan hidup.
رَبِّ اِنِّيْ ظَلَمْتُ نَفْسِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَغَفَرَ لَهٗ ۗاِنَّهٗ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Latin: Rabbi innii dholamtu nafsii faghfirlii faghofaralahuu innahuu huwal ghafuururrakhiim
Artinya: Dia (Musa) berdoa, “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menzalimi diriku sendiri, maka ampunilah aku.” Maka Dia (Allah) mengampuninya. Sungguh, Allah, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang. (Surat Al Qashash: 16).
Jika kita melihat lebih dalam kepada doa Nabi Musa ini, maka kita akan mendapatkan pengajaran lebih dalam tentang mengampuni kesalahan yang ada pada diri kita.
Rata-rata semua dosa yang kita buat, pada akhirnya akan merusak diri kita sendiri. Kita hendaknya sadar akan hal ini. Sebab kerusakan iman, dan diri bisa datang dari ego, serta kekuatan negatif yang timbul dalam diri.
Doa ini memiliki filosofi mendalam tentang hubungan antara manusia dengan TuhanNya. Utamanya dari doa ini adalah kesadaran diri yang timbul atas kesalahan diri sendiri.
Untuk lebih jelas mengenai Nabi Musa, mari kita lebih mengenal sejarahnya. Sebuah perjalanan panjang yang dialami Nabi Musa, bisa mencerahkan pemahaman kita tentang doa Nabi Musa ini.
Mengenal Perjalanan Hidup Nabi Musa
Nabi Musa merupakan Nabi yang memiliki sejarah hidup panjang, dan berliku. Pada saat beliau ditemukan oleh para permaisuri Firaun. Sebab menurut permaisuri Firaun bayi itu gagah, diangkatlah Nabi Musa untuk diurus Firaun.
Selama masa kecilnya Nabi Musa merasakan semua fasilitas selayaknya anak raja. Semua pendidikan, pelatihan, serta keistimewaan didapatkan oleh Nabi Musa. Menjelang dewasa, Nabi Musa merantau ke Madyan. Kemudian di tempat itu Nabi Musa bertemu dengan Nabi Syua’ib.
Sebab kecantikan salah satu anak dari Nabi Syua’ib, Nabi Musa pun menikahinya. Setelah beberapa lama berada di Madyan, Nabi Musa merencanakan untuk pulang kembali ke Mesir. Dalam perjalanan saat melewati Bukit Sinai. Nabi Musa mendengar suara.
Dalam suara itu Nabi Musa mendapatkan ilham dari Allah SWT untuk membebaskan kaumnya dari kekuasaan Raja Firaun yang telah menganggap dirinya sederajat dengan Allah SWT.
Kekuasaan Raja Firaun dianggap oleh Allah SWT kekafiran yang hakiki. Sebab ajaran dan perintah Allah SWT ditentang dengan cara memanusiakan Allah, dan menganggapnya kuasanya sama dengan Allah.
Padahal dalam doa Nabi Musa ini ada bagian tentang penyadaran diri bahwa Allah SWT adalah Maha Penyayang, dan Maha Pengampun. Akan tetapi, jika kamu melawanNya, maka kamu akan dihancurkannya.
Begitu juga yang terjadi dengan Raja Firaun. Setelah Nabi Musa berhasil membawa kaumnya keluar dari Mesir. Kejar-kejaran terjadi antara pasukan Raja Firaun, dan kaum dari Nabi Musa.
Hingga mencapai Laut Merah, Nabi Musa menunjukan kuasa Allah SWT kepada Raja Firaun. Saat itu pasukan, dan kaum Nabi Musa sedang berkejaran dengan kencangnya.
Kaum Nabi Musa yang berada di depan pasukan Raja Firaun, akhirnya sampai ke pinggir Laut Merah. Mereka semua ragu. Sebab jika maju maka akan bertemu laut, jika mundur ditangkap pasukan.
Ketika dilema itu bergulir, doa Nabi Musa memberikan solusi. Berkat doa yang dipanjatkannya kepada Allah SWT, lautan yang tadinya penuh air. Akhirnya terbelah. Sebuah keajaiban yang bisa membuat kaum Nabi Musa bisa menyebrangi Laut Merah.
Jika sekarang hal tersebut terjadi bisa saja itu adalah tsunami. Bayangkan saja laut terbelah, ke mana airnya pergi. Tentu akan menjadi golongan ombak yang besar. Bisa menggulung apapun yang diterjangnya.
Setelah itu kaum Nabi Musa pun akhirnya bisa menyebrangi Laut Merah. Namun pasukan Raja Firaun masih tetap mengikuti. Hingga pada barisan terakhir Kaum Nabi Musa, Laut Merah pun kembali ke semula. Banyak pasukan yang kalang kabut, akhirnya meninggal ditelan oleh Laut Merah yang garang.
Sekali lagi terbukti bahwa doa Nabi Musa merupakan doa orang shaleh yang dijabah oleh Allah SWT. Itu adalah bukti bahwa doa memang kekuatan ampuh untuk segala masalah yang ada, tinggal tingkat kepercayaan kita saja.
Lantas, sebenarnya seperti apa doa yang akan dijabah oleh Allah SWT? Tentunya ada langkah yang harus kita lewati agar doa kita seperti doa dari Nabi Musa yang diijabah oleh Allah.
Doa yang Diijabah Oleh Allah
Doa, merupakan hal utama bagi orang percaya, termasuk bagi kita umat Muslim. Tentunya dengan doa ini, kita juga bisa mewujudkan apa yang menjadi kebutuhan, dan keinginan kita.
Walaupun demikian, kita hendaknya tetap sadar, bahwa doa Nabi Musa, itu adalah doa bentuk kepasrahan, dan pengakuan bahwa manusia tidak lepas dari dosa, dan salah. Oleh karena itu inilah langkah pertama:
-
Mengakui Hanya Ciptaan dan Masih Berdosa
Jika kamu sudah tahu apa yang dialami Raja Firaun, tentu kamu tidak ingin nasibnya sama seperti begitu. Walaupun hidup seribu tahun, dan memiliki kekayaan melimpah, kalau tidak beribadah apa gunanya?
Kita hanyalah sebatas ciptaan yang memiliki batas tertentu. Tidak bisa kita memaksakan diri kita untuk menjadi selevel dengan yang berkuasa atas kita, yakni Allah SWT. Ditambah kita juga harus mengaku bahwa kita hanyalah mahkluk yang tidak lepas dari dosa, dan salah.
Inilah yang harus ditanamkan saat kita memanjatkan doa kepadaNya. Dengan menanamkan hal ini, sebuah langkah telah dilewati. Kita pada akhirnya bisa lebih dekat kepadaNya, dan menyerahkan hasil akhir kepada sang kuasa.
Ini juga salah satu aspek dalam doa Nabi Musa, yakni sebuah bentuk penyerahan diri kepada Allah SWT, dan mengakui diri berdosa, dan mohon ampunan.
-
Iman yang Teguh
Iman kita kepada Allah SWT, hendaknya teguh tidak tergoyahkan. Sebab jika kita memiliki iman walaupun hanya kecil saja. Asalkan itu nyata dan tetap. Maka kamu bisa mendapatkan perkenan dariNya.
Dengan keteguhan Iman, kamu sudah bisa mendapatkan kekuatan dari Allah SWT. Kekuatan dari Allah SWT itu tidak ada batasnya, Sehingga sebanyak apapun kekuatan kamu pakai, tidak akan pernah habis.
Kekuatan ini bisa membuat kamu maju terus. Melawan apa yang menjadi halangan dan rintanganmu mencapai makrifat. Setelah mencapai makrifat, berarti kamu sudah bisa mengendalikan dirimu.
Ketika pengendalian diri sudah kamu pegang, maka dirimu akan menjadi lebih teratur, dan doa yang kamu panjatkan bisa lebih diijabahi oleh Allah SWT. Sebab kalimat dalam doa Nabi Musa, kamu hanya akan meminta perkenanNya.
-
Ikhtiar Terus-Menerus
Doa tanpa ikhtiar adalah nol besar. Maka dari itu kamu di samping berdoa kamu juga harus berusaha maksimal untuk mengabulkan doamu itu. Misalnya saja kamu minta perlindungan selama perjalanan ke kota lain.
Namun ketika menggunakan kendaraan, kamu tidak menggunakan helm, sabuk pengaman, dan tidak mentaati aturan lalu lintas. Tentu saja kamu akan celaka, karena ikhtiarmu tidak ada. Walaupun doa Nabi Musa kamu rapalkan tetap tidak akan bisa menolong dirimu. Kalaupun selamat, itu hanya keberuntungan saja.
-
Pasrahkan Semua
Pasrah, bukanlah sebuah hal yang mudah untuk dilakukan. Apalagi seolah kita sudah melakukan ikhtiar dengan maksimal. Memasrahkan hasil kepada Allah SWT merupakan kewajiban bagi kita yang percaya.
Jika kita menjadi umatNya, harusnya ini sudah otomatis. Kita tidak bisa menuntut Allah untuk selalu mengabulkan doa kita. Jika demikian, apa bedanya kamu dengan Raja Firaun? Maka dari itu pasrah, adalah sebuah kunci yang akan menyelamatkan, dan membawa doamu kepada Allah SWT.
Jika tidak terkabul, Allah SWT akan mengganti dengan yang lebih baik, dan sesuai dengan jalanNya. Yakinkan dalam diri bahwa apa yang diberikan oleh Allah selalu baik.
Apabila kamu ragu, coba lihat dirimu sekarang. Kamu adalah sebuah versi terbaik dari ciptaan yang Maha Kuasa. Bukan sembarangan, oleh karena itu kamu sadarlah dan pasrah akan doa Nabi Musa yang kamu panjatkan.
Itulah beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk mengabulkan doa yang kamu ingin panjatkan kepada Allah SWT. Kamu harus merendahkan dirimu bahwa kamu hanyalah ciptaan, berserah, kemudian berpasrah.
Masalah hasil, Allah akan memberikan yang terbaik untukmu. Janganlah pernah berhenti untuk berdoa. Sebab Allah pasti akan memberikan yang terbaik, dan juga pasrahkan dirimu kepadaNya.
Seperti doa Nabi Musa yang memasrahkan diri, dan memberi peringatan bahwa dirinya adalah mahkluk berdosa, bahkan telah dzalim pada diri sendiri. Jadi tetaplah berdoa, ikhtiar, dan andalkan Allah SWT.